Sebuah website bisa saja dibelakangnya didukung oleh lebih dari satu server, bisa jadi 2 server, 5 server atau bahkan 30 server tergantung tingkat kebutuhan. Sebagai contoh adalah DetikCom, untuk menangani load jutaan hit per hari atau ratusan ribu hit per detik, DetikCom mesti memiliki server yang cukup banyak. Beban request akan didistribusikan ke server-server tersebut.

Berikut ini adalah beberapa jenis server berdasarkan fungsi yang dapat ditempatkan pada jaringan yang terkoneksi dengan Internet:

Domain Name Service (DNS) server
Komputer ini berfungsi sebagai identitas nama domain yang dimiliki oleh jaringan tersebut dan juga memelihara informasi data dari domain yang lain. Dengan kata lain DNS adalah sebuah database yang berisi daftar informasi host dimana DNS server bertugas untuk menterjemahkan IP ke nama alamat dan sebaliknya dari nama alamat ke nomor IP.

Mail Server
Komputer ini berfungsi sebagai ‘Kantor Pos’ bagi suatu jaringan. Fungsi kerjanya memang mirip dengan Kantor Pos yang melayani surat keluar dan surat masuk.

File Transfer Protocol (FTP) Server
Komputer ini bertindak sebagai penampung file-file yang dapat diakses oleh jaringan. File-file tersebut dapat di transfer baik untuk disimpan pada file server dari jaringan (upload) ataupun diambil dari file server untuk ke komputer pada jaringan (download). File server ini juga dimungkinkan untuk dapat diakses dari jaringan Internet sehingga pemakai lain dari jaringan Internet dapat melakukan upload dan download dari tempat lain yang berbeda di jaringan Internet.

Web Server
Informasi yang terdapat di Internet tidak lagi hanya berbentuk teks data tetapi dapat berbentuk informasi yang berupa grafis yang interaktif dengan pemakai. Hal ini dimungkinkan dengan adanya teknologi World Wide Web (WWW). Informasi www ini disimpan pada web server untuk dapat diakses dari jaringan Internet. Macam-macam server yang terdapat pada jaringan Internet ini seperti Transaction Server, gopher server, IRC server dll.

Database Server
Sebuah server database adalah komputer yang menyediakan layanan database untuk sebuah aplikasi. Sistem manajemen database yang sering menyediakan fungsi database server, contohnya adalah MySQL dan Oracle. Adakalanya database server dibuat terpisah dengan web server untuk pertimbangan keamanan data.

Application Server
Server aplikasi adalah komputer yang menyediakan layanan di mana aplikasi dapat berjalan, tidak peduli apa aplikasinya atau apa yang mereka lakukan. Umumnya pemisahan tersendiri untuk server aplikasi diterapkan untuk alasan keamanan dan juga pembagian beban kerja server. Misalkan, ada sebuah web e-commerce yang tersambung dengan aplikasi back office untuk manajemen klien, bisa saja aplikasi dipisah di server tersendiri, sedangkan web server hanya menampilkan data-data yang dikeluarkan oleh server database berdasarkan perintah dari server aplikasi.
Proses pembuatan website tentu harus melalui proses pengujian sebelum web diluncurkan secara resmi untuk meminimalisir terjadinya kesalahan maupun kekurangan setelah website di launching. Apa saja yang harus dilakukan pada saat menguji hasil pekerjaan pembuatan website ?

Berikut ini adalah beberapa tips untuk pengujian website:

1. Browser Compatibility Test
Lakukan pengecekan di berbagai browser. Minimal cek tampilan website di IE, Firefox, Safari, Opera, Google Chrome. Khusus untuk IE, cek di berbagai versi, terutama di IE versi 6, 7 dan 8. Mengapa? Karena masih cukup banyak pengguna Windows XP dengan default browsernya menggunakan IE versi 6. Biasanya untuk website yang banyak menggunakan javascript di IE versi 7 ke bawah tampilannya sering berantakan, tidak sama seperti di browser lainnya. Untuk menguji di IE dengan beragam versi, bisa menggunakan aplikasi IE Tester, namun sayangnya hanya tersedia untuk pengguna Windows.

2. Broken Link Test
Pastikan semua link di website menemukan tujuannya. Untuk mengecek broken link, bisa menggunakan W3C Link Checker. Masukkan alamat website yang ingin dicek, apabila tidak ada broken link, maka akan muncul notifikasi Valid links!

3. Device Compatibility Test
Lakukan pengecekan di berbagai perangkat baik di Netbook, Notebook, Tablet, dan Handphone. Saat ini di Indonesia cukup banyak yang menggunakan netbook, blackberry, Iphone, IPad dan mungkin juga Playbook.

4. Choose the Right TesterMan
Sebaiknya yang melakukan testing bukan hanya orang yang mengerti hal teknis website, namun juga perlu dilakukan oleh orang yang awam dengan teknologi supaya lebih bisa mendapatkan perspektif pengguna. Apalah gunanya website kalau susah dimengerti.

5. Time to Test
Jangan terburu-buru untuk menguji website, lakukanlah berkali-kali dan sediakan waktu yang cukup lama untuk proses pengujian sebuah website. Seringkali kekurangan dan kesalahan tidak bisa ditemukan hanya dengan sekali atau dua kali pengujian.

Tips Pengujian Website

by on January 28, 2012
Proses pembuatan website tentu harus melalui proses pengujian sebelum web diluncurkan secara resmi untuk meminimalisir terjadinya kesalahan ...
Wanna make photo gallery for your website ? Here you can see and try some of free and open source photo gallery scripts. My personal opinion, i like GMFoto because the interface looks interesting. Have a nice browsing!

  1. Plogger
  2. URL: http://www.plogger.org
    Demo: http://www.plogger.org/demo/
  3. Coppermine Gallery
  4. URL: http://coppermine-gallery.net/
    Demo: http://coppermine-gallery.net/demo/cpg14x/
  5. GMFoto
  6. URL: http://www.gmeditor.com/wiki/code-downloads/gmfoto—gallery/
    demo site: http://www.loveunit.com/
  7. Pyxy v2.0 BETA
  8. URL: http://fennecfoxen.org/pyxy/gallery
    demo site: http://fennecfoxen.org/misc/photo/reynolda/
  9. Gallarific
  10. URL: http://www.gallarific.com/
    Demo: http://www.gallarific.com/demo.php

To view other gallery script, can be viewed at the address: http://www.thefreecountry.com/php/photo-galleries.shtml
Apa yang harus dilakukan pada saat pengujian sebuah aplikasi ? pada umumnya ada sesi waktu khusus bagi si klien (pengguna) untuk melakukan pengujian dan mencatat berbagai permasalahan yang terjadi. Biasanya peran ini diemban oleh sang QC (Quality Control).

Pada umumnya, permasalahan-permasalahan yang muncul bisa dikategorisasikan sebagai berikut:

  1. Cara melakukan sesuatu (howto)
  2. Setiap kali pembuatan aplikasi, idealnya si pembuat aplikasi membuatkan dokumentasi baik itu user guide maupun technical guide. Panduan yang sudah dibuat pun tidak akan lengkap 100%, bisa jadi pada saat pengujian ada bagian-bagian yang ketinggalan untuk dimasukkan ke dalam panduan. Disinilah perlunya document versioning.
    Kekurangan fitur yang sudah ada (bug)
    Mencatat apa saja yang kurang dari fitur-fitur aplikasi yang sudah tersedia. Disinilah pengujian fungsi-fungsi di setiap modul aplikasi dilakukan. Sebaiknya peran ini dilakukan oleh orang awam yang tidak faham teknis, karena perspektif pengguna awam yang harus diutamakan untuk menilai kebergunaan dan kemudahan penggunaan aplikasi.
  3. Aturan main (rule)
  4. Disini bicara tentang aturan dan prosedur (SOP) aplikasi. Disini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama, tergantung kompleksitas manajemen user yang disiapkan. Permasalahan sering muncul di sebuah institusi yang memiliki banyak divisi/bagian terutama pada saat terjadi aktifitas lintas divisi.
  5. Fitur yang belum tersedia (needs)
  6. Selengkap apapun desain sistem yang dibuat, kemungkinan adanya fitur aplikasi yang belum terpenuhi akan selalu ada yang ditemukan oleh pengguna awam yang tidak terlibat dalam proses perancangan. Di bagian ini bisa menjadi inputan untuk penyempurnaan aplikasi di tahap berikutnya.
  7. Kelengkapan Dokumentasi
  8. Pastikan bahwa dokumentasi harus lengkap, meliputi user guide, technical guide, design system, requirement, User Acceptance Test (UAT), System Integration Testing (SIT), training module dll.

Tahap Uji Aplikasi

by on January 27, 2012
Apa yang harus dilakukan pada saat pengujian sebuah aplikasi ? pada umumnya ada sesi waktu khusus bagi si klien (pengguna) untuk melakukan p...