masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung

Sepenggal kisah yang berasal dari suatu kebersamaan, kepedulian yang bisa terwujud atas keinginan mengikuti suara hati & tetap berekspresi melalui seni ~Nerr

Pekan Konservasi Mangrove 2012 di selenggarakan oleh sekumpulan teman-teman pecinta alam yang diberi nama Komunitas Kopi Manis Lampung. Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan alam, bakti sosial, open trip & juga hiburan itu diselenggakan pada hari Jumat-Minggu, 21-23 Desember 2012. Teh Manis reggae band yang dipercaya oleh panitia & diminta untuk turut serta berpartisipasi di dalamnya. Charity! We Love It! *

Berangkat dihari ke-2 setelah acara dimulai, yaitu hari sabtu. Rombongan yang berisi personil, crew & beberapa teman-teman yang ingin ikut karena rasa penarasan akan pesona alam di pulau pahawang itu memutuskan untuk berangkat sabtu sore. Sekitar jam 4:20 sore Kami sudah berkumpul di rumah David yang berada di Teluk Betung & kemudian berangkat menggunakan motor beriringan. Hingga sekitar jam 5.45 menjelang maghrib rombongan sudah tiba di dermaga Ketapang untuk menitipkan kendaraan & menyebrangi perairan dengan kapal kecil yang menghabiskan waktu sekitar 30 menit hingga sampai ke tujuan, yaitu Pulau Pahawang.

masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung

Sekilas info..
Terdapat 2 pulau yang diberi nama Pahawang, 2 pulau yang letaknya berdempetan yaitu pulau Pahawang Kecil yang kabarnya dimiliki oleh turis asing & pulau Pahawang Besar yang luasnya sekitar 1.084 hektare. Pahawang Kecil sering dijadikan destinasi wisata oleh masyarakat sekitar lampung, meskipun kabar yang juga didapat dari penduduk sekitar mengatakan bahwa pulau pribadi yang dimiliki oleh bule asal prancis itu tidak boleh dikunjungi oleh pemiliknya. Namun si penjaga tetap saja sesekali memberi izin pengunjung yang datang demi beberapa lembar uang. No coment deh ya..

Kembali ke laaaaaap..
Selepas maghrib, kapal yang ditumpangi baru bisa meluncur ke tujuan & sekitar 30 menit kemudian kapal sudah bersandar di dermaga pulau Pahawang Besar yang dihuni oleh sekitar 1500 penduduk. Tak jauh dari dermaga terlihat beberapa panitia pelaksana yang sudah menantikan kedatangan Kami di sebuah bangunan seperti pendopo. Ya, sebut saja pendopo. Di depannya membentang tanah lapang & membelakangi pantai. Karenanya, mulai detik itu hingga serangkaian kegiatan berakhir, Kami memilih pendopo itu untuk menjadi rumah singgah selama di sana. Habisnya, tempatnya asik..

masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung
masnerr, teh manis, reggae, pulau pahawang, pahawang besar, kopi manis lampung, konservasi mangrove, lampung

Semua barang bawaan mulai dari alat musik hingga tas yang berisi beberapa perlengkapan langsung diletakkan di pendopo. Beberapa dari Kami ada yang langsung berfoto ria, ada yang beristirahat sambil menikmati deburan ombak & beberapa diantaranya terlihat serius bercengkrama dengan panitia pelaksana. Tak lama kemudian, Kami diantar ke salah satu rumah penduduk yang jaraknya sekitar 200 meter dari pendopo untuk santap malam & mengakrabkan diri dengan penduduk setempat. Santapan malam yang menggugah selera, dengan sajian ikan bakar yang tentunya masih sangat segar. Ikannya banyak, tapi jelas malu kalo mau ambil banyak-banyak. hehe..

Hingga masuk waktu sholat isya & kemudian kembali ke pendopo. Acara malam itu dimulai sekitar jam 8 (ba'da isya), dengan mengumpulkan peserta & beberapa penduduk setempat di tanah lapang depan kantor kelurahan yang letaknya tak jauh dari pendopo. Beberapa sambutan diisi & pembagian sumbangan seperti buku iqro untuk anak-anak merupakan salah satu kegiatan bakti bakti sosial dalam acara itu. Malam semakin larut, hembusan angin di tepian pantai mulai terasa menggelitik beberapa bagian tubuh melalui sela-sela pakaian yang tak tertutup rapat. Hingga tiba waktu hiburan, it's show time!

Beberapa lagu Kami mainkan, ditemani dendang beberapa panitia & masyarakat yang terlihat sangat menikmati irama musik reggae yang disajikan dengan format akustik. Beberapa orang lainnya ada yang tersenyum, bahkan hingga tertawa entah disebabkan oleh sesuatu yang mungkin terasa menggelitik. Sekitar 10 lagu Kami mainkan & kemudian mohon undur dari atas panggung sederhana itu. Tepat setelahnya, seorang ibu yang terlihat cukup berumur (lupa siapa namanya) naik ke atas panggung, mengambil gitar yang tergeletak diatas kursi & langsung bernyanyi menebarkan suaranya dengan nada-nada nan bernuansa di malam itu.

Malam yang menyenangkan..
Dengan izin dari panitia, Kami memutuskan untuk tetap & beristirahat di pendopo. Ya, meski angin pantai cukup terasa dingin menusuk hingga sumsum tulang. Tapi kepulan asap putih yang menemani Kami selalu mampu menyajikan senyuman untuk tetap bernyanyi.

**

Pagi itu dibangunkan oleh belaian lembut sang mentari disertai deburan ombak yang cukup menggoda. Seketika mata terbuka, menyaksikan beberapa diantara mereka sudah bermain dengan dinginnya air yang tentu terasa asin. Tanpa pikir panjang, tubuh langsung beranjak dari tempat tertidur tadi menuju tumpukan pelampung & alat snorkling yang sebelumnya sudah disiapkan oleh panitia. Saatnya menikmati keindahan bawah air di pulau ini *byuuurrr

Tak lebih dari 30 menit badan ini mengapung dipermukaan air laut sambil menikmati keindahan terumbu karang & ikan-ikan kecil yang berenang di bawah sana. Hingga tiba waktu untuk sarapan & kembali melanjutkan kegiatan yang merupakan akhir dari acara di pulau itu. Kegiatan inti yang tertera di judul acara, yaitu penanaman mangrove (pohon bakau).

Lokasi penanaman berada di tepian pantai yang letaknya sekitar 300 meter dari tempat Kami bersantap. Hanya butuh waktu beberapa menit berjalan kaki sambil diselingi canda gurau untuk mencapai tempat itu. Sesampainya, masing-masing dari Kami diberikan 2 tangkai bibit mangrove yang nantinya akan ditanam ditempat yang sudah ditunjukkan. Mengingat bahwa itu kegiatan terakhir, maka hampir semua dari peserta acara berfoto bersama sambil memegang bibit mangrove yang sudah dibagikan.

Proses penanaman berlangsung tak lebih dari 1 jam. Sambil menunggu peserta lain yang masih menanam, Kami santai sejenak sambil mengabadikan momen itu. Tak terasa sinar mentari terasa hangat kian menyengat, keberadaannya tepat diatas kepala. Tanda alam yang menunjukan waktu sudah siang & rombongan segera kembali ke pendopo untuk mengemas semua barang bawaan. Bersiap untuk bergegas pulang.

Ya.. begitulah sekilas memori yang masih terkenang saat pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Pahawang.