Alkisah Nenek Roh & Cucunya Junius
Keputusan untuk mengurangi beberapa aktifitas di luar rumah seperti ngeband, berorganisasi, kagiatan sosial & budaya Indonesia yang mulai terkikis ini, beberapa bulan di penghujung tahun 2014 Nerr kembali bergaul dengan masyarakat di sekitar lingkungan "Jagabaya Electone Town". Di lingkungan ini, ada beberapa nama nama yang nampak menarik jika diangkat cerita & karakter nya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcVeV0bbnPsPYk8Z_7NGFBdcvWZpAMcJGTkMi0T9u38uVjqYzl5i98oxU8lEtgDvt6KyvI3lhPkBVjeUyDZiHV0dZfbbnI4BRCkJWLpctBmg7IadtdEwvdXkAW0wjaMNPFJpSfDbcUfuE/s1600/masnerr+-+grandmother+&+son.png)
"Semoga saja doa orang tua yang diberikan pada nama sang cucu yang biasa disapa Iyus ini ditunda oleh Sang Pencipta", dalam hati Nerr berdoa. Pasalnya, diusia yang memasuki (sekitar) 1/5 abad ini Iyus sudah cukup banyak menorehkan rekam jejak yang membuat keluarga, orang tua, orang sekitar rumah hingga orang-orang yang lagi kenceng itu jadi geleng-geleng kepala, tanpa terkecuali Nenek Roh.
Jika orang-orang yang disebut lagi kenceng tadi menggeleng-gelengkan kepalanya karena menikmati dentuman musik fangkot yang dimainkan Iyus di sebuah Bar pinggir kota milik sepupunya, lain hal dengan orang-orang sekitar lainnya yang mau-tak-mau atau sadar-tak-sadar menjadi saksi berbagai aksi & reaksi dari sang remaja tanggung yang ternyata sosoknya sudah bertengger tepat di tengah pintu kamar ini. Nerr pun tersenyum & Mas kehilangan fokus..
*sepertinya bersambung*
No comments:
Post a Comment